Kantor Imigrasi kelas I TPI Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Berdiri Tahun 1950
Kantor Imigrasi kelas I TPI Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT ) berdiri sejak tahun 1950.
POSKUPANGWIKI.COM - Kantor Imigrasi kelas I TPI Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) berdiri sejak tahun 1950.
Saat itu kantor Imigrasi dipimpin oleh Kepala Kantor, Meester Napitupulu dan pejabatnya, Syahrial dengan sebutan Jawatan Imigrasi Kupang.
Dilansir POSKUPANGWIKI.COM dari web imigrasi.go.id, pada masa itu, jawatan Imigrasi Kupang belum memiliki gedung sendiri sehingga masih menempati ruang di Benteng Fort Congcordia buatan Belanda yang berada di Jalan Pahlawan, Kota Lama, Kupang.
Pada tahun 1952, Jawatan Imigrasi Kupang pindah ke Bonipoi. Di sana bangunan itu terdiri dari beberapa ruang dan bangunan ini diperuntukan sebagai gudang barang atau alat berat milik Kantor Pekerjaan Umum.
Gedung tersebut juga digunakan oleh Kantor Pekerjaan Umum, Kantor Pengadilan Negeri Kupang, Kantor Kejaksaan dan Koperasi.
Masing-masing kantor itu menemapti satu ruang kecil kecuali Kantor Pengadilan yang menempati dua ruangan termasuk ruang sidang.
Tahun 1956 Jawatan Imigrasi Kupang membeli sebidang tanah di Raja Kupang Raja Nisnoni dengan harga Rp 500.
Uang tersebut diambil dari uang retribusi imigrasi yang harus disetor ke Depatemen Kehakiman Pusat tapi ditahan oleh Kepala Kantor Imigrasi Moh. Rassid dengan persetujuan Direktur Jenderal Anggaran.
Dana pembangunan Jawatan Imigrasi Kupang tahun 1965 dari Anggaran Departemen Kehakiman Pusat.
Tahun 1957 Jawatan Imigrasi Kupang menempati gedung baru pertama milik sendiri di Jalan Soekarno Nomor 17 Fontein Kota Kupang, bersamaan dengan dibangunannya rumah dinas di Jalan Sumatera, Oeba, Kupang.
Program Kotaku Bikin Strategi Wujudkan Kota Kupang Menuju Water Front City |
![]() |
---|
Minimalisir Kasus Human Trafficking di NTT, Kompak Ajak Gunakan Wake Up Call di Medsos |
![]() |
---|
Pendeta Perempuan Asal NTT, Emmy Sahertian Ungkap Hoax Direkayasa untuk Tujuan Berbahaya Ini |
![]() |
---|
Budaya Atraksi Sagi (Tinju Adat), Caci (Tarian Perang) dan Perburuan Ikan Paus di NTT, Seperti Apa? |
![]() |
---|