Daftar desa di Kecamatan Long Iram, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur
Daftar desa di Kecamatan Long Iram, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia.
POSKUPANGWIKI.COM - Daftar desa di Kecamatan Long Iram, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia.
Long Iram adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia.
Berikut Daftar 11 desa di Kecamatan Long Iram, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia yang dilansir poskupangwiki.com dari laman wikipedia Indonesia :
1. Desa Anah
2. Desa Kelian Luar
3. Desa Keliway
4. Desa Long Daliq
5. Desa Long Iram Bayan
6. Desa Long Iram Ilir
7. Desa Long Iram Kota
8. Desa Long Iram Seberang
9. Desa Muara Leban
10. Desa Sukomulyo
11. Desa Ujoh Alang
PROFIL KABUPATEN KUTAI BARAT
Kutai Barat adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia.
Kutai Barat disebut Kota Beradat, semboyannya Tanaa Purai Ngeriman yang artinya Tanah Subur Makmur Melimpah Ruah.
Kutai Barat adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Pusat pemerintahan kabupaten ini terletak di Sendawar.
Kabupaten Kutai Barat merupakan pemekaran dari wilayah Kabupaten Kutai yang telah ditetapkan berdasarkan UU. Nomor 47 Tahun 1999.
Secara Geografis Kabupaten Kutai Barat terletak antara 113'048'49" sampai dengan 116'032'43" BT serta di antara 103'1'05" LU dan 100'9'33" LS.
Kutai Barat memiliki luas sekitar 20.384,60 km2 dan jumlah penduduk penduduk sebanyak 165.938 jiwa tahun 2020 dengan pertumbuhan sebanyak 1,13 persen.
Kabupaten Kutai Barat berbatasan dengan Kabupaten Mahakam Ulu di sebelah utara, Kabupaten Kutai Kartanegara di sebelah timur, Kabupaten Penajam Paser Utara di sebelah selatan dan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah.
Kabupaten Kutai Barat terbagi menjadi 16 kecamatan dan 190 kampung.
Berdasarkan UU Nomor 2 Tahun 2013, Kabupaten Kutai Barat dimekarkan lagi melahirkan kabupaten baru yaitu Kabupaten Mahakam Ulu.
Setelah pemekaran tinggal 15 kecamatan yang bertahan bergabung dalam Kabupaten Kutai Barat, terkecuali Kecamatan Long Apari, Long Pahangai, Long Bagun, Long Hubung dan Laham menjadi bagian Kabupaten Mahakam Ulu.
GEOGRAFI DI KABUPATEN KUTAI BARAT
Kabupaten Kutai Barat merupakan kabupaten baru hasil pemekaran Kabupaten Kutai yang dibentuk berdasarkan UU No. 47 Tahun 1999.
Secara geografis Kutai Barat terletak di antara 113045’05”-116031’19” BT dan 1031’35”-1010’16” LS.
BATAS WILAYAH KABUPATEN KUTAI BARAT
Batas-batasnya adalah sebagai berikut:
Utara : Kabupaten Mahakam Ulu
Timur : Kabupaten Kutai Kartanegara
Selatan : Kabupaten Paser
Barat : Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalimantan Tengah
PROFIL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Kalimantan Timur (disingkat Kaltim) adalah sebuah provinsi Indonesia di Pulau Kalimantan bagian ujung timur yang berbatasan dengan Malaysia, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Sulawesi.
Luas total Kaltim adalah 127.346,92 km⊃;;2; dan populasi sebesar 3.793.152 jiwa (2020).
Kalimantan Timur merupakan wilayah dengan kepadatan penduduk terendah keempat di nusantara. Ibu kota provinsi ini adalah kota Samarinda.
Provinsi Kalimantan Timur sebelum dimekarkan menjadi Kalimantan Utara merupakan provinsi terluas kedua di Indonesia setelah Papua, dengan luas 194.489 km persegi yang hampir sama dengan Pulau Jawa atau sekitar 6,8 persen dari total luas wilayah Indonesia.
SEJARAH KABUPATEN BERAU
Wilayah Kalimantan Timur dahulu mayoritas adalah hutan hujan tropis. Terdapat beberapa kerajaan yang berada di Kalimantan Timur, diantaranya adalah Kerajaan Kutai (beragama Hindu), Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura, Kesultanan Pasir dan Kesultanan Berau.
Di pusat-pusat kerajaan tersebut berkembang bahasa serumpun yang memiliki benang merah dari leluhur bahasa yang sama yaitu rumpun bahasa Melayik.
Wilayah Kalimantan Timur meliputi Paser, Kutai, Berau dan juga Karasikan (Buranun/ pra-Kesultanan Sulu) diklaim sebagai wilayah taklukan Maharaja Suryanata, gubernur Majapahit di Negara Dipa (yang berkedudukan di Candi Agung di Amuntai) hingga tahun 1620 pada masa Kesultanan Banjar.
Bahkan sebelum adanya bala bantuan dari Kesultanan Demak, Kesultanan Banjar sudah melebarkan pengaruhnya ke Paser, Kutai, dan Berau.
Perjanjian yang ditanda tangani antara Pieter Pietarsz (utusan VOC) dengan Aji Pangeran Sinum Panji Mendapa ing Martapura, Raja Kutai Kartanegara dalam tahun 1635 memuat antara lain bahwa perdagangan bebas hanya dibolehkan antara Kerajaan Kutai dengan orang-orang Banjar dan Belanda saja.
Kedatangan orang Banjar membantu memperluas pengaruh kekuasaan Kesultanan Kutai terhadap masyarakat Dayak di pedalaman.
Semenjak itulah pedagang-pedagang asal Banjar mulai mendominasi sebelum kedatangan migrasi orang Bugis pada tahun 1638-1654 dan jatuhnya Makasar ke tangan Belanda tahun 1667. Antara tahun 1620-1624, negeri-negeri di Kaltim diklaim sebagai daerah pengaruh Sultan Alauddin dari Kesultanan Makassar, sebelum adanya perjanjian Bungaya.
Menurut Hikayat Banjar Sultan Makassar pernah meminjam ("menyewa") tanah untuk tempat berdagang meliputi wilayah timur dan tenggara Kalimantan kepada Sultan Mustain Billah dari Banjar sewaktu Kiai Martasura diutus ke Makassar dan mengadakan perjanjian dengan Sultan Tallo I Mangngadaccinna Daeng I Ba’le’ Sultan Mahmud Karaeng Pattingalloang, yang menjadi mangkubumi dan penasihat utama bagi Sultan Muhammad Said, Raja Gowa tahun 1638-1654 dan juga mertua Sultan Hasanuddin yang akan menjadikan wilayah Kalimantan Timur sebagai tempat berdagang bagi Kesultanan Makassar (Gowa-Tallo) sejak itulah mulai berdatanganlah etnis asal Sulawesi Selatan.
Namun berdasarkan Perjanjian Kesultanan Banjar dengan VOC pada tahun 1635, VOC membantu Banjar mengembalikan negeri-negeri di Kaltim menjadi wilayah pengaruh Kesultanan Banjar. Hal tersebut diwujudkan dalam perjanjian Bungaya, bahwa Kesultanan Makassar dilarang berdagang hingga ke timur dan utara Kalimantan.
Sesuai traktat 1 Januari 1817, Sultan Sulaiman dari Banjar menyerahkan Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Barat dan sebagian Kalimantan Selatan (termasuk Banjarmasin) kepada Hindia Belanda.
CONTRACT MET DEN SULTAN VAN BANDJERMASIN 4 Mei 1826. / B 29 September 1826 No. 10, Sultan Adam al-Watsiq Billah dari Banjar menegaskan kembali penyerahan wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Barat dan sebagian Kalimantan Selatan kepada pemerintahan kolonial Hindia Belanda.
Pada tahun 1846, Belanda mulai menempatkan Asisten Residen di Samarinda untuk wilayah Borneo Timur (sekarang provinsi Kalimantan Timur dan bagian timur Kalimantan Selatan) bernama H. Von Dewall.
Kaltim merupakan bagian dari Hindia Belanda. Kaltim 1800-1850.
Dalam tahun 1879, Kaltim dan Tawau merupakan Ooster Afdeeling van Borneo bagian dari Residentie Zuider en Oosterafdeeling van Borneo.
Dalam tahun 1900, Kaltim merupakan zelfbesturen (wilayah dependensi).
Dalam tahun 1902, Kaltim merupakan Afdeeling Koetei en Noord-oost Kust van Borneo.
Tahun 1942 Kaltim merupakan Afdeeling Samarinda dan Afdeeling Boeloengan en Beraoe.
Provinsi Borneo dibentuk pada tanggal 18 Agustus 1945 dengan gubernur pertama Pangeran Muhammad Noor. Status gubernur Borneo menjadi tidak relevan setelah Perjanjian Linggarjati.
Ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memiliki 8 provinsi, yaitu: Sumatra, Borneo (Kalimantan), Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil. Pada masa pergerakan kemerdekaan (1945-1949), Indonesia mengalami perubahan wilayah akibat kembalinya Belanda untuk menguasai Indonesia, dan sejumlah "negara-negara boneka" dibentuk Belanda dalam wilayah negara Indonesia. Wilayah Kalimantan Timur baru bergabung ke dalam Negara Republik Indonesia secara resmi pada 10 April 1950.
Sebelumnya, pada awal 1950 rakyat Kaltim dalam wadah koalisi Front Nasional yang dipimpin Abdoel Moeis Hassan (bukan Inche Abdoel Moies) menuntut penghapusan swapraja-swapraja alias empat Kesultanan yang ada di Kaltim serta menuntut agar Federasi Kaltim bergabung ke RI.
Kala itu, Federasi Kaltim warisan Van Mook berada dalam kedaulatan Negara Republik Indonesia Serikat (RIS), bukan RI. Pemerintahan Federasi Kaltim merupakan gabungan Kesultanan Kutai, Sambaliung, Gunung Tabur, Bulungan, plus neoswapraja Pasir.
Tuntutan Front Nasional dipenuhi pemerintah lokal dan pusat. Berturut-turut: Februari, 10 Maret, dan 16 Maret; Dewan Kaltim, Federasi Kaltim, dan Residen Kaltim meminta Pemerintah RIS mewujudkan tuntutan rakyat Kaltim. 19 Maret Pemerintah RI setuju. 24 Maret Presiden RIS juga setuju.
Penggabungan Kaltim ke wilayah RI dilakukan dalam upacara serah-terima dari Pemerintah RIS kepada Pemerintah RI. RIS diwakili Aji Raden Afloes (Plt. Residen Kaltim). Adapun RI diwakili Dr. Moerdjani (Gubernur Kalimantan). Bertindak sebagai saksi, Menteri Dalam Negeri Mr. Soesanto Tirtoprodjo.
Penggabungan Kaltim ke RI tercatat dalam sejarah sebagai daerah pertama di luar Jawa dan Sumatra usai Konferensi Meja Bundar (KMB) yang menggabungkan diri ke wilayah RI. Status wilayah kaltim pada awal bergabung ke RI hingga 6,5 tahun kemudian adalah keresidenan di bawah Provinsi Kalimantan yang beribu kota di Banjarmasin.
Provinsi Kalimantan dibentuk kembali pada tanggal 14 Agustus 1950 yang beribu kota di Banjarmasin, dengan gubernur dr. Moerdjani (m. 1950-1953) dan sebagai Kepala Daerah Provinsi Kalimantan adalah Mas Subarjo (m. 1950-1953).
Pembentukan Provinsi Kalimantan Timur
Provinsi Kalimantan Timur selain sebagai kesatuan administrasi, juga sebagai kesatuan ekologis dan historis. Kalimantan Timur sebagai wilayah administrasi dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1956 Diarsipkan 2007-10-08 di Wayback Machine. dengan gubernurnya yang pertama adalah APT Pranoto.
Sebelumnya Kalimantan Timur merupakan salah satu karesidenan dari Provinsi Kalimantan. Sesuai dengan aspirasi rakyat, sejak tahun 1956 wilayahnya dimekarkan menjadi tiga provinsi, yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat. Pada tahun 2012, kembali terjadi pemekaran wilayah yang ditandai dengan pembentukan Provinsi Kalimantan Utara.
Daerah-daerah Tingkat II di dalam wilayah Kalimantan Timur, dibentuk berdasarkan Undang-undang No. 27 Tahun 1959 Diarsipkan 2007-09-28 di Wayback Machine., Tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1955 No.9).
Lembaran Negara No.72 Tahun 1959 terdiri atas:
Pembentukan 2 kotamadya, yaitu:
Kotamadya Samarinda, dengan Kota Samarinda sebagai ibu kotanya dan sekaligus sebagai ibu kota Provinsi Kalimantan Timur.
Kotamadya Balikpapan, dengan kota Balikpapan sebagai ibu kotanya dan merupakan pintu gerbang Kalimantan Timur.
Pembentukan 4 kabupaten, yaitu:
Kabupaten Kutai, dengan ibu kotanya Tenggarong
Kabupaten Pasir, dengan ibu kotanya Tanah Grogot.
Kabupaten Berau, dengan ibu kotanya Tanjung Redeb.
Kabupaten Bulungan, dengan ibu kotanya Tanjung Selor.
Pembentukan kota dan kabupaten baru
Gedung DPRD Kaltim
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 1981, maka dibentuk Kota Administratif Bontang di wilayah Kabupaten Kutai dan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1989, maka dibentuk pula Kota Madya Tarakan di wilayah Kabupaten Bulungan.
Dalam Perkembangan lebih lanjut sesuai dengan ketentuan di dalam Undang-undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah Diarsipkan 2007-10-08 di Wayback Machine., maka dibentuk 2 Kota dan 4 kabupaten, yaitu:
Kabupaten Kutai Barat, beribu kota di Sendawar
Kabupaten Kutai Timur, beribu kota di Sangatta
Kabupaten Malinau, beribu kota di Malinau
Kabupaten Nunukan, beribu kota di Nunukan
Kabupaten Mahakam Ulu beribu kota di Ujoh Bilang
Kota Tarakan (peningkatan kota administratif Tarakan menjadi kotamadya)
Kota Bontang (peningkatan kota administratif Bontang menjadi kotamadya)
Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2002, maka Kabupaten Pasir mengalami pemekaran dan pemekarannya bernama Kabupaten Penajam Paser Utara.
Pada tanggal 17 Juli 2007, DPR RI sepakat menyetujui berdirinya Tana Tidung sebagai kabupaten baru di Kalimantan Timur, maka jumlah keseluruhan kabupaten/kota di Kalimantan Timur menjadi 14 wilayah. Pada tahun yang sama, nama Kabupaten Pasir berubah menjadi Kabupaten Paser berdasarkan PP No. 49 Tahun 2007.
Pada tanggal 25 Oktober 2012, DPR RI mengesahkan pembentukan Provinsi Kalimantan Utara yang merupakan pemekaran dari Kalimantan Timur. Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Tana Tidung, dan Kota Tarakan menjadi wilayah provinsi baru tersebut, sehingga jumlah kabupaten dan kota di Kalimantan Timur berkurang menjadi 9 wilayah. Pada bulan Mei 2013 Kabupaten Mahakam Ulu dimekarkan dari Kutai Barat sehingga kabupaten dan kota di Kalimantan Timur menjadi 10 wilayah.
Daftar kecamatan, desa, dan kelurahan
Provinsi Kalimantan Timur terdiri dari 7 kabupaten, 3 kota, 103 kecamatan, 197 kelurahan dan 841 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya diperkirakan mencapai 3.470.883 jiwa dengan total luas wilayah 129.066,64 km2
1. Kabupaten Berau
3. Kabupaten Kutai Kartanegara
4. Kabupaten Kutai Timur
5. Kabupaten Mahakam Ulu
6. Kabupaten Paser
7. Kabupaten Penajam Paser Utara
8. Kabupaten Balikpapan
9. Kabupaten Bontang
10. Kabupaten Samarinda
Bahasa daerah
Bahasa pengantar masyarakat Kalimantan Timur umumnya menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Banjar (disebut Bahasa Banjar Samarinda). Persebaran Bahasa Banjar ke Kalimantan Timur karena besarnya jumlah perantauan Suku Banjar asal Kalimantan Selatan sejak masa kolonial Belanda sehingga Bahasa Banjar digunakan sebagai bahasa sehari-hari khususnya di Kota Samarinda dan Kota Balikpapan.
Penutur Bahasa Jawa dan Bahasa Bugis juga cukup besar di Kalimantan Timur karena banyaknya pendatang asal Pulau Jawa dan Pulau Sulawesi yang mendiami Kalimantan Timur.
Bahasa lainnya yang dituturkan masyarakat Kalimantan Timur diantaranya adalah rumpun Melayik seperti Bahasa Kutai Kota Bangun, Bahasa Kutai Tenggarong, Bahasa Berau dan rumpun Barito seperti Bahasa Paser, Bahasa Benuaq, Bahasa Bentian, Bahasa Tunjung dan bahasa Borneo Utara/Orang Ulu seperti Bahasa Bahau, Bahasa Modang, Bahasa Aoheng/Penihing, Bahasa Seputan, Bahasa Basap Berau
Lagu daerah
Burung Enggang (bahasa Kutai)
Meharit (Bahasa Kutai)
Sabar'ai-sabar'ai (Bahasa Banjar)
Anjat Manik (Bahasa Melayu Berau Benua)
Bebilin (Bahasa Tidung)
Andang Sigurandang (Bahasa Tidung)
Bedone (Bahasa Dayak Benuaq)
Ayen Sae (Bahasa Dayak)
Sorangan (Bahasa Banjar)
Lamin Talunsur (Bahasa Kutai)
Buah Bolok (Bahasa Kutai)
Aku Menyanyi (Bahasa Kutai)
Sungai Kandilo (Bahasa Dayak Paser)
Rambai Manguning (Bahasa Banjar)
Ading Manis (Bahasa Banjar)
Indung-Indung (Bahasa Melayu Berau)
Basar Niat (Bahasa Melayu Berau)
Berampukan (Bahasa Kutai)
Undur Hudang (Bahasa Kutai)
Kada Guna Marista (Bahasa Banjar)
Tajong Samarinda (Bahasa Kutai)
Citra Niaga (Bahasa Kutai)
Taman Anggrek Kersik Luwai
Ne Poq Batangph
Banuangku
Kekayaan Alam Etam (Bahasa Kutai)
Mambari Maras (Bahasa Banjar)
Kambang Goyang (Bahasa Banjar)
Apandang Jakku
Keledung
Ketuyak
Jalung
Antu
Mena Wang Langit
Tung Tit
To Kejaa
Ting Ting Nging
Endut-Endut
Enjung-Enjung
Julun Lajun
Sungai Mahakam
Samarinda Kota Tepian (Bahasa Kutai)
Jagung Tepian
Kandania
Sarang Kupu
Adui Indung
Nasi Bekepor (Bahasa Kutai)
Nasib Awak
Tenau
Luwai
Balarut di Sungai Mahakam (Bahasa Banjar)
Leleng (Bahasa Kenyah)
Merutuh(Bahasa Tonyooi-Benuaq)
Seni suara
Bedeguuq (Dayak Benuaq)
Berijooq (Dayak Benuaq)
Ninga (Dayak Benuaq)
Enluei (Dayak Wehea)
Seni berpantun
Perentangin (Dayak Benuaq)
Ngelengot (Dayak Benuaq)
Ngakey (Dayak Benuaq)
Ngeloak (Dayak Benuaq)
Musik
Tingkilan (suku Kutai)
Musik Sempek/Kejien (suku Dayak Wehea)
Tarian
Tarian Gantar dari Suku Dayak Benuaq
Tarian Ngeleway dari Suku Dayak Benuaq
Tarian Ngerangkaw dari Suku Dayak Benuaq
Tarian Kencet dari Suku Dayak Kenyah
Tarian Datun dari Suku Dayak Kenyah
Tarian Hudoq dari Suku Dayak Wehea
Tarian Kejien dari Suku Dayak Wehea
Belian
Tarian Maropeng dari Suku Banjar Samarinda
Tari Topeng dari Suku Kutai
Tari Jepen dari Suku Kutai, Melayu Berau, Tidung dan Paser
Penyembuhan penyakit
Beliatn Bawo (suku Dayak Benuaq)
Beliatn Sentiyu (suku Dayak Benuaq)
Beliatn Kenyong (Suku Dayak Benuaq)
Beliatn Luangan (suku Dayak Benuaq)
Beliatn Bejamu (suku Dayak Benuaq)
Tolak Bala/Hajatan/Selamatan
Nuak (dari Suku Dayak Benuaq)
Bekelew (suku Dayak Benuaq)
Nalitn Tautn (suku Dayak Benuaq)
Paper Maper (suku Dayak Benuaq)
Besamat (suku Dayak Benuaq)
Pakatn Nyahuq (suku Dayak Benuaq)
Perkawinan
Ngompokng (suku Dayak Benuaq)
Tari Kantarijar (suku Kutai)
Senjata tradisional
Mandau
Mandau - Manaau
Gayang
Keris Buritkang
Sumpit - Potaatn
Perisai - Keleubet
Tombak - Belokokng
Upacara adat kematian
Kwangkey/Kuangkay (suku Dayak Benuaq)
Kenyeuw (suku Dayak Benuaq)
Parepm Api/Tooq (suku Dayak Benuaq) (*)
KECAMATAN KALIMANTAN TIMUR
Kabupaten Kutai Barat terdiri dari 16 kecamatan, 4 kelurahan, dan 190 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 158.560 jiwa dengan luas wilayah 20.381,59 km2, dan sebaran penduduk 8 jiwa/km2.
Pariwisata
1. Objek wisata
Lamin Tolan dan Danau Tolan
Lamin Tolan satu-satunya Lamin di kabupaten Kutai Barat yang benar-benar dapat disebut asli dan unik. Selain dapat dikatakan berumur paling tua (± 200 tahun), lamin ini secara konstruksi dibangun secara tradisional karena semua bahan-bahannya dibuat tidak menggunakan alat modern, semuanya dibuat secara manual.
Demikian pula spesifikasinya, misalnya lantai menggunakan rotan, dindingnya dibuat dari kulit kayu, bahan pengikat tidak menggunakan paku, melainkan rotan, baik di bagian atap maupun bagian lainnya. Jadi benar-benar unik.
Lamin ini merupakan lamin Suku Dayak Benuaq, Lamin ini terletak di Kampung Lambing, Muara Lawa, Kutai Barat. Dari Sendawar ibu kota Kabupaten Kutai Barat berjarak ± 45 KM.
Di sekitar lamin terdapat kompleks pekuburan khas Suku Dayak Benuaq, pengunjung bisa melihat Lungun, Templaaq, Kererekng dan Selokng. Selanjutnya bisa pula menyaksikan panorama Danau Tolan.
Danau Jempang dan danau-danau lainnya
Danau Jempang terletak di Kecamatan Jempang dengan luas kurang lebih 150 km⊃;2; (15.000 ha). Danau yang ada di Kojo (100 ha), Danau Berambai (30 ha), Danau Malinau (25 ha), dan Danau Loa Maong (100 ha). Semua danau-danau ini merupakan penghasil ikan air tawar yang memasok sebagian besar ikan air tawar di Kalimantan Timur.
Kersik Luway
Letaknya di Kecamatan Sekolaq Darat, lebih kurang 15 Km dari Desa Melak. Luas area taman ini 50 km⊃;2;. Tiga jenis anggrek yang terdapat di tempat ini antara lain: Anggrek Hitam (Coelogyne Pandurata), Erya Vania, Erya Florida, (Coelogyne Rocus Soini) dan (Bulpophylum Mututina) serta beberapa jenis kantung semar.
Fasilitas di lokasi terdapat ruang informasi, fasilitas kebutuhan bagi wisatawan tersedia di Melak. Untuk berkunjung ke tempat ini dapat dicapai dengan kapal sungai dari Samarinda-Melak, dilanjutkan dengan kendaraan roda empat atau roda dua.
Kampung adat Dayak
Mencimai, Benung, Engkuni Pasek dan Pepas Eheng adalah desa-desa yang didiami oleh Suku Dayak Benuaq, terdapat lamin yang jaraknya 7 km dari Terminal Kampung Tongkok dan sebagai pusat seni Suku Benuaq.
Di desa Mencimai terdapat Museum Mencimai yang berisikan data dan informasi kehidupan suku Dayak Benuaq dalam berladang, berburu dan kehidupan kemasyarakatan lainnya, lengkap dengan foto dan penjelasannya.
Museum ini dibangun atas bantuan biaya seorang wisatawan Jepang. Lamin yang dihuni oleh masyarakat di desa-desa ini adalah Lamin Mencimai, Lamin Benung, Lamin Engkuni dan Lamin Eheng.
Air Terjun Jantur Gemuruh
Objek wisata air terjun Jantur Gemuruh terletak di desa Mapan. Keistimewaan Air Terjun Jantur Gemuruh ini terdapat candi peninggalan Hindu yang dikenal dengan batu Begulur.
Terdapat juga lorong-lorong yang dibuat di bawah tanah dengan lapisan batu yang panjangnya 50 meter. Lokasi ini cocok untuk dijadikan lokasi penelitian pihak kepurbakalaan.
Desa Tering
Terletak di tepi Sungai Mahakam Kecamatan Long Iram. Di desa Tering bermukim masyarakat Suku Bahau yang ramah menerima tamu dengan kesenian Hudoq.
Fasilitas yang tersedia antara lain Lamin adat dan Warung Art Shop. Upacara yang terkenal adalah Lamelah Tenan, Laliq Iqbal dan Hudoq Apah.
Untuk mengunjungi tempat ini dapat dicapai dengan kapal sungai dari Samarinda ke Datah Bilang selama 2 hari.
Demografi
Suku bangsa di Kutai Barat antara lain :
1. Suku Dayak Tunjung
2. Suku Dayak Benuaq
3. Suku Kutai
4. Suku Jawa
5. Suku Dayak Bahau
6. Suku Banjar
7. Suku Bugis
8. Suku Dayak Kenyah
9. Suku Dayak Bentian
10. Suku Dayak Bakumpai
11. Suku Dayak Penihing/Aoheng
12. Suku Dayak Kayan
13. Suku Dayak Seputan
14. Suku Dayak Bukat
15. Suku Dayak Luangan
16. Suku Batak (*)
Ramalan Karir dan Keuangan 12 Zodiak Selasa 4 Januari 2022, Beberapa Zodiak Dipromosikan |
![]() |
---|
3 Shio yang Bakal Banjir Rezeki dan Kekayaan di Tahun 2022 |
![]() |
---|
Ramalan 12 Zodiak Senin 4 Januari 2021, Aries Beruntung, Pisces Sia-Sia, Zodiak Lainnya? |
![]() |
---|
Daftar Kelurahan di Kecamatan Samarinda Kota, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur |
![]() |
---|
Daftar Kelurahan di Kecamatan Samarinda Ilir, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur |
![]() |
---|
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!